Profil Desa Wangon

Ketahui informasi secara rinci Desa Wangon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Wangon

Tentang Kami

Profil lengkap Kelurahan Wangon, Kecamatan Banjarnegara. Temukan data terbaru mengenai geografi, demografi, potensi ekonomi pertanian urban, UMKM, dan struktur pemerintahan di jantung ibu kota Kabupaten Banjarnegara yang strategis.

  • Pusat Pemerintahan dan Jasa

    Berlokasi sangat strategis, hanya berjarak 1-2 kilometer dari pusat pemerintahan Kecamatan dan Kabupaten Banjarnegara, menjadikannya wilayah vital.

  • Potensi Pertanian Urban

    Meskipun berstatus kelurahan perkotaan, Wangon memiliki lahan subur yang aktif dimanfaatkan untuk pertanian, dengan potensi unggulan pada komoditas umbi talas.

  • Demografi Padat dan Dinamis

    Dengan luas wilayah yang relatif kecil, Kelurahan Wangon memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, menciptakan lingkungan sosial ekonomi yang dinamis.

Pasang Disini

Terletak di jantung ibu kota kabupaten, Kelurahan Wangon, yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menampilkan wajah ganda yang unik. Di satu sisi, wilayah ini merupakan bagian tak terpisahkan dari denyut nadi perkotaan yang dinamis. Di sisi lain, Wangon menyimpan potensi agraria yang subur, menjadikannya sebuah contoh menarik dari perpaduan antara kehidupan urban dan ketahanan pangan lokal. Dengan lokasinya yang sangat strategis dan geliat ekonomi masyarakatnya, Kelurahan Wangon menjadi barometer penting bagi perkembangan sosial dan ekonomi di pusat Banjarnegara.

Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Kelurahan Wangon, mulai dari kondisi geografis dan demografisnya, hingga menelusuri potensi ekonomi yang berbasis pada pertanian urban dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta melihat struktur pemerintahan yang menopang kehidupan warganya.

Lokasi Strategis dan Tinjauan Geografis

Secara geografis, Kelurahan Wangon memiliki posisi yang sangat menguntungkan. Berdasarkan data monografi, jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari kantor Kecamatan Banjarnegara dan 2 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara. Kedekatan ini memberikan akses yang mudah bagi warga terhadap layanan publik, pusat perdagangan, pendidikan, dan kesehatan.

Luas wilayah Kelurahan Wangon tercatat secara resmi dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 119,044 hektare atau sekitar 1,19 km². Wilayah ini mencakup 4,54% dari total luas Kecamatan Banjarnegara. Sebagai kelurahan yang berada di dekat pusat kota, Wangon termasuk dalam klasifikasi daerah aliran sungai, yang berkontribusi pada kesuburan tanahnya.

Secara administratif, batas-batas wilayah Kelurahan Wangon bersinggungan langsung dengan beberapa desa dan kelurahan lain di sekitarnya. Berdasarkan Peraturan Bupati Banjarnegara, salah satu batas yang teridentifikasi ialah dengan Desa Jenggawur di sebelah utara. Wilayahnya dikelilingi oleh kelurahan lain yang membentuk kawasan inti perkotaan Banjarnegara, seperti Kelurahan Semampir, Karangtengah, dan Sokanandi. Posisi ini menempatkan Wangon sebagai wilayah penyangga sekaligus bagian integral dari aglomerasi perkotaan Banjarnegara.

Demografi dan Struktur Kependudukan

Berdasarkan data kependudukan yang dirilis oleh portal Satu Data Banjarnegara untuk tahun 2022, jumlah penduduk di Kelurahan Wangon tercatat sebanyak 2.954 jiwa. Komposisi penduduknya relatif seimbang, terdiri dari 1.478 penduduk laki-laki dan 1.476 penduduk perempuan.

Dengan luas wilayah 1,19 km², maka kepadatan penduduk Kelurahan Wangon mencapai 2.482 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, mencerminkan karakteristiknya sebagai pemukiman perkotaan. Kepadatan ini menciptakan lingkungan sosial yang dinamis, namun sekaligus menjadi tantangan dalam hal penataan ruang dan penyediaan infrastruktur pemukiman yang memadai.

Struktur sosial masyarakatnya heterogen, dipengaruhi oleh lokasinya yang dekat dengan pusat pemerintahan dan ekonomi. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor jasa, perdagangan, dan sebagai aparatur sipil negara (ASN). Namun fakta menarik yang membedakan Wangon dari kelurahan urban lainnya ialah masih signifikannya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani. Keberadaan lahan pertanian yang produktif di tengah area perkotaan menjadi ciri khas yang menonjol dari kelurahan ini.

Sejarah Singkat dan Pemerintahan

Asal-usul nama "Wangon" tidak tercatat secara definitif dalam dokumen sejarah resmi, namun seperti banyak wilayah lain di Jawa, namanya sering kali dikaitkan dengan cerita tutur atau karakteristik alam di masa lampau. Seiring dengan perkembangan Banjarnegara sebagai pusat pemerintahan, Wangon secara bertahap bertransformasi dari sebuah perkampungan agraris menjadi kelurahan dengan fungsi pemukiman dan jasa perkotaan.

Penyelenggaraan pemerintahan di Kelurahan Wangon dijalankan oleh seorang Lurah yang dibantu oleh jajaran perangkat kelurahan. Struktur ini bertanggung jawab atas administrasi kependudukan, fasilitasi pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat. Kantor Kelurahan Wangon menjadi pusat layanan bagi warga untuk berbagai keperluan administratif. Keberadaan lembaga kemasyarakatan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Karang Taruna turut berperan aktif dalam menggerakkan partisipasi warga dalam program-program pembangunan dan kegiatan sosial.

Sebagai bagian dari Kecamatan Banjarnegara, seluruh program pembangunan di tingkat kelurahan diselaraskan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara untuk memastikan tercapainya visi pembangunan daerah secara keseluruhan.

Potensi Ekonomi: Pertanian Urban dan Geliat UMKM

Keunggulan utama dan paling menarik dari Kelurahan Wangon ialah potensi ekonominya yang bersumber dari sektor pertanian urban. Sebuah riset pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh akademisi dari Universitas Sains Al-Qur`an (UNSIQ) Wonosobo menyoroti fakta bahwa mayoritas masyarakat di Wangon, meskipun tinggal di dekat kota, masih aktif berprofesi sebagai petani. Tanah di wilayah ini dikenal gembur dan sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman.

Salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan yakni umbi talas (Colocasia esculenta). Sebelumnya, umbi talas sering kali hanya dipandang sebagai pakan ternak dan belum dimanfaatkan secara optimal. Namun, melalui program pendampingan dan edukasi, masyarakat mulai melihat peluang ekonomi dari tanaman ini. Inisiatif untuk mengolah umbi talas menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti martabak talas dan talas mustofa (olahan talas kering renyah), mulai diperkenalkan.

Pengembangan produk olahan talas ini membuka peluang bagi tumbuhnya UMKM baru di Kelurahan Wangon. Inovasi produk tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi umbi talas, tetapi juga dapat menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan alternatif bagi warga. Keberhasilan pengembangan UMKM berbasis talas ini dapat menjadi model bagi pemanfaatan potensi pertanian urban di wilayah lain.

Selain pertanian, sektor perdagangan dan jasa juga berkembang pesat karena lokasinya yang strategis. Banyak warga membuka usaha warung, toko kelontong, jasa perbengkelan, dan usaha lainnya yang melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.

Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan

Sebagai kelurahan yang berada di wilayah perkotaan, infrastruktur dasar di Kelurahan Wangon sudah relatif memadai. Akses jalan utama telah terhubung dengan baik ke jaringan jalan kabupaten, memudahkan mobilitas penduduk dan barang. Jaringan listrik dari PLN dan sinyal telekomunikasi dari berbagai operator seluler juga telah menjangkau seluruh wilayah kelurahan.

Di bidang pendidikan, fasilitas formal tersedia untuk jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD). Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP dan SMA/SMK, lokasinya yang dekat dengan pusat kota memberikan kemudahan akses bagi para pelajar untuk menjangkau sekolah-sekolah unggulan yang berada di kelurahan tetangga atau pusat kecamatan.

Untuk layanan kesehatan dasar, masyarakat mengandalkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif mengadakan kegiatan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Jarak yang dekat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Banjarnegara dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hj. Anna Lasmanah membuat akses terhadap fasilitas kesehatan rujukan menjadi sangat mudah dan cepat.

Tantangan dan Arah Pengembangan ke Depan

Dengan segala potensinya, Kelurahan Wangon juga menghadapi tantangan khas wilayah perkotaan. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi menuntut adanya pengelolaan lingkungan yang baik, terutama terkait sanitasi dan pengelolaan sampah. Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman juga menjadi ancaman nyata yang perlu diantisipasi dengan kebijakan tata ruang yang jelas agar potensi pertanian urban tidak hilang.

Ke depan, arah pengembangan Kelurahan Wangon harus berfokus pada penguatan sinergi antara karakter urban dan potensi agrarianya. Pemerintah kelurahan bersama masyarakat dapat mendorong program-program berikut:

  1. Penguatan Klaster UMKM
    Memberikan dukungan lebih lanjut bagi UMKM berbasis olahan talas melalui pelatihan manajemen, pengemasan produk, dan strategi pemasaran digital.
  2. Program Pertanian Perkotaan (Urban Farming)
    Menggalakkan konsep urban farming di pekarangan rumah untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga sekaligus menjaga ruang terbuka hijau.
  3. Penataan Lingkungan
    Mengembangkan program pengelolaan sampah berbasis komunitas dan perbaikan drainase untuk mencegah masalah lingkungan akibat kepadatan penduduk.

Dengan pengelolaan potensi yang tepat dan inovatif, Kelurahan Wangon tidak hanya akan berfungsi sebagai wilayah pemukiman di jantung kota, tetapi juga mampu menjadi pusat ekonomi kreatif berbasis potensi lokal yang mandiri dan berdaya saing.